Nama dan Gambar Rumah Adat Kalimantan Selatan Bubungan Tinggi

PropertyKlik.com – Nama rumah adat Kalimantan Selatan adalah Bubungan Tinggi, sebuah mahakarya arsitektur tradisional yang sarat makna dan mencerminkan kekayaan budaya suku Banjar. Keunikannya terletak pada bentuk atapnya yang tinggi menjulang, menyerupai perahu terbalik, dan kaya akan ornamen ukiran yang sarat makna filosofis.

Rumah adat ini bukan cuma sekadar bangunan tradisional semata, tetapi merupakan simbol kearifan lokal dan identitas budaya suku Banjar. Melestarikan rumah adat Bubungan Tinggi berarti menjaga warisan budaya dan sejarah yang tak ternilai harganya.

Untuk mengenal dan memahami tentang rumah adat yang berasal dari Kalimantan Selatan ini, maka berikut adalah poin-poin yang akan dikupas lebih dalam pada artikel ini, meliputi:

area jakarta timur

Rekomendasi Rumah di Jakarta Timur, Terbaik, Didukung Banyak Infrastruktur

Temukan beragam pilihan rumah di Jakarta Timur. Pilihan hunian terbaik di Jakarta, harga terjangkau, didukung banyak pertumbuhan infrastruktur.

Sejarah, Asal-usul, Nama Rumah Adat Kalimantan Selatan

Rumah adat yang dikenal dengan nama Bubungan Tinggi ini memiliki sejarah panjang dan kaya akan makna. Asal-usulnya terhubung erat dengan budaya suku Banjar, mayoritas penduduk di Kalimantan Selatan.

a. Sejarah Rumah Adat Kalimantan Selatan

Berikut adalah sekilas sejarah tentang rumah adat kebanggaan masyarakat Kalimantan Selatan ini:

  • Dipercaya bahwa Rumah Bubungan Tinggi telah ada sejak abad ke-16, pada masa Kesultanan Banjar.
  • Bukti tertulis tertua tentang rumah ini ditemukan dalam arsip Belanda tahun 1871, yang menyebutkan Rumah Bubungan Tinggi di Sungai Jingah, Banjarmasin.
  • Sejak dahulu, Rumah Bubungan Tinggi memiliki fungsi penting dalam kehidupan masyarakat Banjar, baik sebagai tempat tinggal, tempat musyawarah, maupun acara adat.

b. Asal-usul Rumah Adat Kalimantan Selatan

Berikut adalah penjelasan terkait asal-usul rumah adat ini:

  • Bentuk atap Bubungan Tinggi yang khas terinspirasi dari perahu, alat transportasi yang penting bagi masyarakat Banjar yang tinggal di daerah rawa dan sungai.
  • Atap tinggi juga dimaksudkan untuk memudahkan aliran air hujan dan menghindari banjir.
  • Ornamen ukiran pada Rumah Bubungan Tinggi banyak terinspirasi dari budaya Hindu, Islam, dan tradisi lokal.

c. Makna Dibalik Nama Rumah Adat Bubungan Tinggi

Ada makna tersendiri dari pemberian nama rumah adat ini, yaitu:

  • Nama “Bubungan Tinggi” merujuk pada bentuk atapnya yang tinggi menjulang, menyerupai perahu terbalik.
  • Kata “Bubungan” berarti “puncak” dan “Tinggi” berarti “tinggi”, sehingga Bubungan Tinggi berarti “puncak yang tinggi”.

Keunikan dan Ciri Khas Arsitektur Rumah Adat Kalimantan Selatan

Rumah adat Bubungan Tinggi memiliki keunikan dan ciri khas arsitektur yang membedakannya dari rumah adat lain di Indonesia, antara lain:

a. Keunikan dan Ciri Khas Arsitektur Atap Rumah Adat Kalimantan Selatan Bubungan Tinggi

Simak keunikan dan ciri khasnya berdasarkan arsitektur atapnya:

  • Atap Bubungan Tinggi yang tinggi menjulang dan berbentuk seperti perahu terbalik.
  • Bentuk atap ini terinspirasi dari perahu, alat transportasi penting bagi masyarakat Banjar yang tinggal di daerah rawa dan sungai.
  • Atap tinggi juga dimaksudkan untuk memudahkan aliran air hujan dan menghindari banjir.

b. Keunikan dan Ciri Khas Ornamen Arsitektur Rumah Adat Kalimantan Selatan Bubungan Tinggi

Beberapa keunikan dan ciri khas ornamennya seperti:

  • Ornamen ukiran yang kaya dan detail pada seluruh bagian rumah.
  • Motif ukirannya beragam, seperti naga, singa, burung, dan tumbuhan, yang memiliki makna filosofis.
  • Pengaruh budaya Hindu, Islam, dan tradisi lokal terlihat dalam motif ukirannya.

c. Keunikan dan Ciri Khas Konstruksi Arsitektur Rumah Adat Kalimantan Selatan Bubungan Tinggi

Berikut adalah keunikan dan juga ciri khas berdasarkan konstruksi arsitektur bangunannya:

  • Konstruksi panggung yang kokoh dan tahan banjir.
  • Rumah panggung ini merupakan adaptasi masyarakat Banjar terhadap kondisi alam di Kalimantan Selatan yang sering dilanda banjir.
  • Tinggi panggung bervariasi, tergantung lokasi dan kondisi lingkungan.

Rumah adat Bubungan Tinggi memiliki keunikan dan ciri khas arsitektur yang membuatnya berbeda dari rumah adat lain di Indonesia. Bentuk atapnya yang tinggi menjulang, ornamen ukiran yang kaya, konstruksi panggung yang kokoh, dan pembagian ruang yang fungsional menjadikannya sebuah mahakarya arsitektur tradisional yang patut dilestarikan.

Cari rumah, apartemen, atau ruko di lokasi strategis, harga kompetitif?!

Semua tersedia lengkap di sini!

Material Bahan Bangunan Utama Rumah Adat Kalimantan Selatan

Rumah adat ini terkenal dengan keunikan dan ketahanannya. Salah satu faktor yang mendukung ketahanannya adalah penggunaan material bahan bangunan yang berkualitas. Berikut adalah material bahan bangunan utama rumah adat Bubungan Tinggi:

1. Kayu Ulin

  • Karakteristik: Kayu ulin, juga dikenal sebagai kayu besi, terkenal dengan kekuatannya, ketahanannya terhadap air dan serangga, dan keawetannya. Kayu ini dapat bertahan hingga ratusan tahun.
  • Penggunaan: Kayu ulin digunakan untuk konstruksi utama rumah, seperti tiang, balok, lantai, dinding, dan atap.

2. Bambu

  • Karakteristik: Bambu merupakan material yang ringan, kuat, dan lentur. Bambu juga mudah didapat di Kalimantan Selatan.
  • Penggunaan: Bambu digunakan untuk membuat atap, dinding, dan lantai. Bambu juga digunakan untuk membuat anyaman dinding dan atap.

3. Daun Nipah

  • Karakteristik: Daun nipah merupakan material yang ringan, tahan air, dan mudah didapat di Kalimantan Selatan.
  • Penggunaan: Daun nipah digunakan untuk membuat atap rumah. Daun nipah disusun dan diikat dengan tali untuk membuat atap yang tahan air dan panas.

4. Ijuk

  • Karakteristik: Ijuk merupakan serabut pohon aren yang tahan air dan panas.
  • Penggunaan: Ijuk digunakan untuk membuat atap rumah. Ijuk disusun dan diikat dengan tali untuk membuat atap yang tahan air dan panas.

5. Rotan

  • Karakteristik: Rotan merupakan material yang kuat, lentur, dan mudah didapat di Kalimantan Selatan.
  • Penggunaan: Rotan digunakan untuk membuat anyaman dinding dan atap. Rotan juga digunakan untuk membuat tali dan pengikat.

Penggunaan material bahan bangunan utama yang berkualitas, seperti kayu ulin, bambu, daun nipah, ijuk, dan rotan, membuat rumah adat Bubungan Tinggi tahan lama dan mampu beradaptasi dengan kondisi alam Kalimantan.

Perlu diketahui, selain material utama yang disebutkan di atas, rumah adat Bubungan Tinggi juga menggunakan material lain, seperti batu, tanah liat, dan rumput. Penggunaan material lain dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan kondisi lingkungan.

Makna Filosofis Rumah Adat Kalimantan Selatan

Rumah adat Bubungan Tinggi bukan hanya sebuah bangunan tradisional, tetapi juga sarat makna filosofis yang mencerminkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal masyarakat Banjar. Berikut beberapa makna filosofis yang terkandung di dalamnya:

1. Atap Rumah Bubungan Tinggi

  • Atap yang tinggi menjulang melambangkan kedekatan dengan Sang Pencipta.
  • Bentuk atap yang seperti perahu melambangkan perjalanan hidup manusia yang penuh perjuangan.

2. Ornamen Ukiran Rumah Bubungan Tinggi

  • Ukiran naga melambangkan kegagahan dan kebijaksanaan.
  • Ukiran singa melambangkan keberanian dan kekuatan.
  • Ukiran burung melambangkan kesucian dan kebebasan.

3. Konstruksi Panggung Rumah Bubungan Tinggi

  • Konstruksi panggung melambangkan adaptasi terhadap alam Kalimantan Selatan yang sering dilanda banjir.
  • Tinggi panggung juga melambangkan status sosial penghuninya.

4. Pembagian Ruang Rumah Bubungan Tinggi

  • Pembagian ruang yang fungsional mencerminkan nilai-nilai kekeluargaan dan budaya masyarakat Banjar.
  • Ruang utama di tengah rumah melambangkan kebersamaan dan keharmonisan keluarga.

5. Material Bahan Bangunan Rumah Bubungan Tinggi

  • Penggunaan kayu ulin yang kuat dan tahan lama melambangkan ketahanan dan keteguhan masyarakat Banjar.
  • Penggunaan bambu yang lentur melambangkan kesabaran dan adaptasi terhadap perubahan.

Rumah adat Bubungan Tinggi merupakan perwujudan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal masyarakat Banjar. Makna filosofis yang terkandung di dalamnya mencerminkan pandangan hidup masyarakat Banjar yang religius, adaptif, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan.

Fungsi dan Peran Rumah Adat Kalimantan Selatan

Fungsi dan peran rumah adat kalimantan selatan
Rumah adat ini merupakan simbol budaya, identitas, dan kearifan lokal yang perlu dilestarikan.

Rumah adat Bubungan Tinggi memiliki berbagai fungsi dan peran penting dalam kehidupan masyarakat Banjar, baik di masa lampau maupun saat ini. Berikut beberapa fungsi dan peran dari rumah adat ini:

1. Fungsi Utama

  • Sebagai Tempat Tinggal: Fungsi utama Rumah Adat Bubungan Tinggi adalah sebagai tempat tinggal bagi keluarga masyarakat Banjar.
  • Sebagai Tempat Musyawarah: Rumah adat ini juga digunakan sebagai tempat musyawarah adat, membahas berbagai hal penting yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat.
  • Sebagai Tempat Upacara Adat: Berbagai upacara adat dan ritual tradisional masyarakat Banjar, seperti pernikahan, kematian, dan panen, dilangsungkan di Rumah Adat Bubungan Tinggi.

2. Fungsi Lainnya

  • Sebagai Simbol Status Sosial: Tinggi rendahnya atap Rumah Adat Bubungan Tinggi mencerminkan status sosial penghuninya. Semakin tinggi atapnya, semakin tinggi pula status sosial penghuninya.
  • Sebagai Simbol Kearifan Lokal: Rumah adat ini merupakan simbol kearifan lokal masyarakat Banjar dalam beradaptasi dengan alam, seperti konstruksi panggung yang tahan banjir.
  • Sebagai Objek Wisata Budaya: Saat ini, rumah adat Bubungan Tinggi menjadi salah satu objek wisata budaya yang menarik di Kalimantan Selatan.

3. Peran

  • Melestarikan Budaya: Rumah Adat Bubungan Tinggi berperan penting dalam melestarikan budaya dan tradisi masyarakat Banjar.
  • Media Edukasi: Menjadi media edukasi bagi generasi muda untuk mempelajari budaya dan sejarah Kalimantan Selatan.
  • Simbol Identitas: Rumah Adat Bubungan Tinggi merupakan simbol identitas dan kebanggaan masyarakat Banjar.

Jadi rumah adat Bubungan Tinggi bukan hanya sekadar bangunan tradisional, tetapi juga memiliki berbagai fungsi dan peran penting dalam kehidupan masyarakat Banjar. Rumah adat ini merupakan simbol budaya, identitas, dan kearifan lokal yang perlu dilestarikan.

Upaya Pelestarian Rumah Adat Kalimantan Selatan

Rumah adat sebagai simbol budaya dan kearifan lokal ini terus diupayakan pelestariannya. Berikut beberapa upaya yang dilakukan:

a. Pemerintah

  1. Menetapkan Peraturan
    • Peraturan Daerah: Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan telah mengeluarkan Peraturan Daerah No. 11 Tahun 2008 tentang Cagar Budaya. Perda ini mengatur tentang perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan cagar budaya, termasuk Rumah Adat Bubungan Tinggi.
    • Peraturan Desa: Beberapa desa di Kalimantan Selatan memiliki peraturan desa yang mengatur tentang pelestarian Rumah Adat Bubungan Tinggi.
  2. Pendanaan: Pemerintah mengalokasikan dana untuk pemugaran dan pemeliharaan rumah adat Bubungan Tinggi.
  3. Pendidikan: Pemerintah memasukkan materi tentang budaya Banjar, termasuk rumah Bubungan Tinggi, ke dalam kurikulum pendidikan di sekolah-sekolah di Kalimantan Selatan.
  4. Promosi: Pemerintah juga mempromosikan rumah adat Bubungan Tinggi sebagai objek wisata budaya.

b. Masyarakat

  • Kelompok Sadar Wisata: Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di berbagai desa di Kalimantan Selatan aktif mempromosikan dan menjaga kelestarian rumah Bubungan Tinggi.
  • Komunitas Budaya: Komunitas budaya di Kalimantan Selatan aktif mengadakan kegiatan yang berkaitan dengan rumah Bubungan Tinggi, seperti pertunjukan seni dan ritual budaya.
  • Masyarakat Adat: Masyarakat sekitar masih menjaga tradisi dan nilai-nilai budaya yang berkaitan dengan rumah Bubungan Tinggi.

Upaya pelestarian rumah adat Bubungan Tinggi terus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Meskipun terdapat berbagai tantangan, namun dengan kerjasama dan komitmen yang kuat, diharapkan peninggalan budaya ini dapat terus lestari sebagai simbol budaya dan identitas Kalimantan Selatan.

Temukan agen properti berdasarkan kawasan incaran Anda di sini!

Menemukan rumah idaman di lokasi pemukiman incaran jadi gampang berkat agen properti profesional yang berpengalaman.

Lokasi dan Cara Mengunjungi Rumah Adat Kalimantan Selatan Bubungan Tinggi

a. Lokasi

Rumah Bubungan Tinggi dapat ditemukan di berbagai daerah di Kalimantan Selatan, seperti:

1. Banjarmasin:

  • Museum Lambung Mangkurat: Museum ini memiliki Rumah Adat Bubungan Tinggi yang digunakan untuk pameran dan edukasi.
  • Kampung Budaya Banjar: Di kampung ini, terdapat beberapa Rumah Adat Bubungan Tinggi yang masih dihuni oleh masyarakat Banjar.

2. Martapura:

  • Kompleks Perkantoran Bupati Banjar: Di kompleks ini, terdapat Rumah Adat Bubungan Tinggi yang digunakan untuk acara resmi dan pertemuan adat.
  • Desa Sungai Sipai: Desa ini terkenal dengan Rumah Adat Bubungan Tinggi yang masih terawat dan sering digunakan untuk acara adat.

3. Hulu Sungai Selatan:

  • Kecamatan Kandangan: Di kecamatan ini, terdapat beberapa Rumah Adat Bubungan Tinggi yang masih dihuni oleh masyarakat Banjar.
  • Kecamatan Rantau: Di kecamatan ini, terdapat Rumah Adat Bubungan Tinggi yang digunakan sebagai museum budaya.

b. Cara Mengunjungi:

  • Transportasi: Anda dapat menggunakan pesawat, kereta api, atau bus untuk mencapai Kalimantan Selatan. Dari bandara atau stasiun, Anda dapat menggunakan taksi, ojek online, atau bus angkutan kota untuk mencapai lokasi Rumah Adat Bubungan Tinggi.
  • Jam buka: Jam buka Rumah Adat Bubungan Tinggi di setiap lokasi berbeda-beda. Sebaiknya hubungi terlebih dahulu untuk memastikan jam buka dan aturan kunjungan.
  • Tiket masuk: Tiket masuk Rumah Adat Bubungan Tinggi umumnya cukup murah.

Rumah Adat Bubungan Tinggi di TMII:

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta juga memiliki Rumah Adat Bubungan Tinggi. Terletak di area Kalimantan Selatan. Anda dapat mengunjungi Rumah Adat Bubungan Tinggi di TMII dengan:

  • Transportasi: Anda dapat menggunakan bus Transjakarta, kereta api, atau taksi online untuk mencapai TMII.
  • Jam buka: TMII buka setiap hari dari jam 07.00 WIB hingga 17.00 WIB.
  • Tiket masuk: Tiket masuk TMII untuk orang dewasa adalah Rp.25.000 dan untuk anak-anak Rp.20.000.

Itulah penjelasan lengkap terkait Rumah Adat Kalimantan Selatan Bubungan Tinggi: Nama, Gambar, Keunikan. Semoga informasi yang kami berikan bermanfaat, terutama bagi PropKlikers yang hendak membeli rumah, membangun rumah, atau mungkin berencana merenovasi huniannya.

PropertyKlik.com: Portal Properti Terpercaya untuk Wujudkan Hunian Impian Anda #KlikAja

Rumah Adat Kalimantan Selatan

  • Rumah jenis rumah Ba'anjung yang merupakan rumah tradisional suku Banjar. Rumah adat satu ini sebenarnya pada zaman kesultanan Banjar difungsikan sebagai tempat tinggalnya warit Raja sebutan untuk para keturunan di garis utama atau bubuhan para gusti.

  • Rumah Adat Betang Khas Kalimantan Tengah. Rumah adat ini dihuni oleh masyarakat Dayak terutama di daerah hulu sungai dengan pemukiman utama bagi masyarakat suku Dayak. Rumah adat ini sendiri memiliki bentuk seperti rumah panggung serta dibuat secara memanjang.

  • Rumah Banjar yang menggunakan atap bubungan tinggi dinamakan rumah bubungan tinggi. Rumah jenis ini merupakan jenis rumah bernilai paling tinggi di antara jenis-jenis rumah khas Banjar lainnya karena merupakan jenis rumah yang dipergunakan sebagai kediaman raja dalam suatu pusat sentral kediaman.

  • Jenis-jenis Rumah Adat Banjar adaq empat, yaitu: Rumah Gajah Baliku, Rumah Palimasan/Rumah Gajah, Rumah Balai Bini, dan Rumah Tadah Alas.